Ketua DPR Terima Aspirasi Peserta Rakornas PDP
Rapat Koordinasi Nasional VII Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) yang berlangsung di Bali dibuka secara resmi oleh Ketua DPR RI Marzuki Ali, Sabtu (21/5/2011). Rapat diikuti pengurus DPP, DPD dan anggota DPRD dari Partai PDP yang tersebar di 30 provinsi seluruh Indonesia.
“Aspirasi peserta Rakornas semoga revisi UU Pemilu yang saat ini sedang dibahas DPR tetap memberi ruang kepada partai kecil seperti PDP untuk mengikuti pemilu 2014 nanti,” kata Ketua Pengurus Harian DPP PDP Roy BB Janis saat menyampaikan sambutan.
Ia menyebut pada pemilu lalu secara nasional partainya tidak lolos Parliamentary Threshold, namun ditingkat pemilu daerah partainya cukup berjaya. Roy optimis capaian lebih baik akan diraih pada pemilu 2014 asalkan DPR menegakkan demokrasi dengan pemilu yang jujur dan adil.
Menangapi hal ini Ketua DPR menyatakan proses revisi UU bidang Politik saat ini masih berlangsung. Pembahasan revisi fokus pada yaitu UU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu, UU Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, dan revisi UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Sedangkan revisi UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik telah diselesaikan.
“Itulah misi utama saya datang menghadiri Rakornas PDP, sebagai speakerof the House of Representatives sudah merupakan kewajiban untuk menjelaskan kebijakan yang telah dan akan diambil DPR termasuk juga meminta masukan dari publik,” tekannya. Marzuki menekankan siap menerima undangan dari partai atau institusi lain. “Selama jadwalnya masih memungkinkan saya pasti datang.”
Marzuki Ali yang juga pakar marketing politik ini menyebut keberhasilan dalam pemilu berawal dari keberanian membedah partai sendiri, membuat daftar potensi dan kelemahan yang ada. Ia menyebut contoh keberhasilan Partai Demokrat yang pada tahun 2003 lalu adalah partai baru yang juga terseok-seok membangun jaringan.
Politik Rasionalitas
Dalam pertemuan tersebut Roy BB Janis sempat menyinggung rencana DPR untuk membangun gedung baru. Terkait hal itu ia memberi apresiasi kepada ketua DPR yang terus berupaya menjelaskan, berbicara kepada publik.
“Saya sempat bertanya langsung kepada Pak Marzuki kenapa kok bertahan amat, misalnya dalam rencana pembangunan gedung baru. Tapi kemudian saya mendapat penjelasan dan mengerti. Saya menilai Pak Marzuki tidak emosional tapi mengembangkan politik yang rasional,” kata Roy BB.
Bagi mantan ketua FPDIP DPR RI ini politik ada ukurannya yaitu bagaimana mengedepankan kepentingan rakyat namun yang tidak kalah penting adalah akal sehat, rasionalitas.
Terkait upaya memperbaiki kinerja DPR Marzuki menambahkan tidak bisa dilakukan dengan sekedar himbauan tetapi harus membangun sistem. Upaya itu sudah dilakukan diantaranya menetapkan rencana strategis lima tahun kedepan (Renstra) yang pertama kalinya lembaga perwakilan ini. Langkah penting lain yang diambil diantaranya menambah tenaga ahli pendukung anggota, serta melakukan reformasi kesekjenan.
Ketua DPR mengaku tidak akan lelah untuk terus mencoba menjelaskan kepada publik, media termasuk kepada mahasiswa. “Saya ditanya oleh seorang pimpinan redaksi media nasional yang menyatakan heran selama 35 tahun dia di media belum pernah ada orang yang berani berkonflik dengan media. Setelah saya jelaskan ia akhirnya paham ada alasan rasional dibalik putusan itu,” ujarnya.
“Dalam banyak kesempatan saya kelihatan bertahan bukan karena ngotot. Pimpinan politik harus berani tidak populer, kalo kita yakin apa yang akan kita lakukan itu penting. Masyarakat jangan kita biarkan terprovokasi oleh orang-orang yang punya kepentingan,” demikian Marzuki. (iky) foto:parle